utkoreanews.wordpress.com
Reporter : Sutik
Mungkin banyak dari pembaca yang belum mengetahui sisi hitam putih
kehidupan para tenaga kerja Indonesia di Korea. Selain kegiatan utama
sehari-hari bekerja di pabrik, banyak juga kegiatan yang dilakukan
mereka untuk mengisi kekosongan waktu, baik yang positif maupun yang
negative. Mulai dari yang kumpul-kumpul dalam suatu paguyuban, ikut
kegiatan Mushola, ikut partisipasi kegiatan sepak bola, bahkan ada juga
yang melakukan perjudian dan mabuk-mabukan. Kata mereka, semua itu
dilakukan hanya untuk mengisi kejenuhan, kekosongan, supaya mereka tidak
bosan dengan keadaan yang setiap harinya bekerja sampai 12 jam atau
bahkan lebih.
Selain kegiatan berkelompok, beberapa diantaranya mengisi dengan
kegiatan pribadi, misalnya chatting, berbelanja dan jalan-jalan. Warung
Indonesia (WI) adalah tempat ideal untuk tempat berkumpul. WI umumnya
menjual masakan Indonesia dan juga barang-barang kebutuhan pokok khusus
yang didatangkan dari Indonesia. Sayangnya WI sering dijadikan sebagai
tempat untuk melakukan hal-hal negatif seperti perjudian. WI menjadi
tempat yang cocok karena para pekerja yang sebagian besar tinggal di mes
yang disediakan oleh pabrik umumnya tidak diperkenankan untuk membawa
teman, apalagi dalam jumlah banyak, kedalam mes pabrik. Bentuk perjudian
yang sering dilakukan misalnya judi dadu.
Namun, tidak semua WI menjadi tempat perjudian. Memang ironis,
diizinkannya bentuk perjudian di WI karena alasan untuk menarik
pelanggan. Menurut pantauan kami, perjudian dilakukan mayoritas oleh
mereka yang sudah bekerja diatas 3 tahun di Korea. Menurut informasi
yang kami himpun, pada tahun 2011 kepolisian Korea pernah menggelar
operasi di beberapa WI yang dijadikan tempat perjudian. Banyak pekerja
illegal yang tertangkap dan dideportasi dan mengakibatkan WI tersebut
gulung tikar.
Sekarang saatnya bertanya pada diri untuk mengembalikan semuanya
pada niat dan tujuan awal datang ke Korea. Manfaatkan waktu dan
kesempatan selama di Korea!
Editor : Chairul Hudaya
Tidak ada komentar :
Posting Komentar